Kampung Vietnam di Batam
Pulau Galang, yang terletak di selatan Pulau Batam, Kepulauan Riau memiliki satu tempat unik bernama Kampung Vietnam. Kampung ini merupakan tempat pengungsian orang-orang Vietnam pada tahun 70-an karena perang saudara yang berkecamuk di sana. Saat ini para pengungsi sudah meninggalkan tempat itu dan kembali ke negara mereka kembali. Tetapi tempat itu masih menyisakan aura mistis.
Tempat ini berjarak sekitar 50 km dari Kota Batam. Perjalanan dapat ditempuh dengan mobil sekitar satu jam saja. Kondisi Kampung Vietnam sekarang sudah sepi, dan hanya tersisa bangunan-bangunan atau puing-puing.
Para pengungsi Vietnam rata-rata menggunakan sampan sederhana. Mereka terombang-ambing beberapa bulan tanpa tujuan. Akhirnya PBB melalui badan UNHCR (badan penanggulangan pengungsi) mengumpulkan kapal-kapal pengungsi ini, dikumpulkan dan ditempatkan di Pulau Galang. Mereka sengaja diisolir dari luar karena sebagian besar membawa penyakit seksual yang disebut “Vietnam Rose” (virus yang masih satu strain dengan Sifilis).
Dikarenakan tempat ini sudah ditinggalkan mari kita saksikan kejadian seram seputar Kampung Vietnam.
Medan Perjalanan yang Sulit
Demi pergi dari negara asal mereka. Para pengungsi bertaruh nyawa dengan menghabiskan seluruh uangnya untuk menaiki kapal sampan, yang kadang sampai harus memuat seratus orang , dan terombang-ambing di Laut Tiongkok Selatan memohon angin dan ombak cukup baik untuk membawa mereka ke salah satu pulau.
Selama di kapal, nasib para pengungsi tidak menentu. Kapal karam, dirampok, diperkosa, dibunuh oleh bajak laut yang berkeliaran, terkena penyakit mematikan, kelaparan sudah menjadi takdir.
Banyak sekali orang-orang yang meninggal tanpa pernah berhasil mencapai daratan.
Banyak yang Bunuh Diri
Ketika para pengungsi ini berhasil mencapai lokasi, bukan berarti mereka sudah bebas dan bisa hidup tenteram. Tidak semua bisa memenuhi syarat sebagai pengungsi menurut standar UNHCR.
Ketika mereka dianggap tidak memenuhi syarat sebagai pengungsi maka kemungkinan terbesar adalah, mereka dikembalikan ke Vietnam. (Beberapa negara lain bahkan menolak mereka mendarat, dan memaksa kapal mereka untuk melaut kembali!)
Tidak terhitung betapa banyaknya orang yang bunuh diri karena ditolak statusnya sebagai pengungsi. Kondisi hidup bagai neraka yang membuat mereka akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Beberapa contoh kasus bunuh diri. Tinhnhan Loai bunuh diri setelah diperkosa oleh 7 orang pengungsi. UNHCR membangun Patung Kemanusiaan di Kampung Galang untuk mengenangnya.
Trịnh Kim Hương, perempuan berusia 28, membakar dirinya setelah ditolak sebagai pengungsi di Kamp Galang.
Nguyễn Văn Quang seorang kopral Vietnam Selatan, gantung diri, setelah status pengungsi, dan permohonan peninjauan ulang ditolak.
Trịnh Anh Huy, pemuda 20 tahun, bakar dirinya di depan kantor UNHCR.
Lê Xuân Thọ, menyabet perutnya dan membakar dirinya.
Pemerintahan Indonesia pada tahun 1996 meminta para pengungsi untuk pulang ke negara asalnya. Pada tanggal 2 September 1996 yang merupakan batas terakhir pemulangan sisa 5.000 pengungsi. Banyak sekali yang takut pulang ke negara asal memilih mengakhiri hidup. Korban bunuh diri inilah yang mendominasi 503 makam di sana.
Jumlah yang bunuh diri tidak pernah tercatat lengkap. Yang pasti tempat di sana terkenal sangat angker. Konon ada orang-orang Tionghoa kadang sengaja datang ke sana untuk mendapat angka lotere dari bantuan arwah di sana.
aku sdh pernah ke sana ada kejadian ajaib, saat aku memilih berfoto2 d kuburan. pas mau jl mobilnya mogok, ternyata tdk boleh berhenti d area pemakaman kata nya
kampung fetnam sangat geri sekali
artikelnya bagus, ijin share ya. Terima kasih
Aku pernah kesana mengalami kejadian aneh.Lukisan anak-anak pengungsi di museumnya hidup. Menitikkan air mata. Sampai aku ikut menangis karena merasakan penderitaan mereka. Tak bisa digambarkan rasa sedihnya.